Apa alasan Tuhan mengirimkan dua
orang dengan nama dan dasar pengetahuan yang sama, bukan hanya untuk membuat
Juliet galau kan? Saat itu Juliet sedang melakukan perjalanan penting dalam
fase hidupnya dan belum sampai dia di tempat tujuan, kabar mengejutkan datang.
"How come? Duh kenapa sih harus banget ya" erang Juliet dalam
hati, antara kesal tapi ada rasa senang terselip dibaliknya.
Beberapa hari kemudian Juliet
tiba dan ketika kerempongan di depan
mata, masih sempatnya dia mencari sesuatu ehm seseorang lebih tepatnya. Tapi
semua nihil, dia hanya melihat pria di sudut ruangan yang balik memandangnya
ketika lewat. Tak begitu penting pikir Juliet.
Hari-hari pun berlalu lambat dan
pada suatu malam ketika Juliet dalam keadaan gue males ngapa-ngapain mending kabur ke kamar ajadeh ada suara di
luar,mengobrol. Keluarlah Juliet dan benar saja, si pria sudut ruangan.
"Hei aku Romeo. Aku cari
dari kemarin " sapanya ramah. Seketika dunia Juliet jungkir balik dan
hanya kalimat aneh yang terucap,
"Halo Juliet, oh iya ya?
hehehe" mati kutu dan garing abis. Kemudian banyak cerita dari mereka dan
Juliet pikir apakah Tuhan yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini, "Bless me, God".
Sepetinya sudah cukup lama Juliet
di sana dan sepanjang itu pula perbincangannya dengan Romeo berjalan. Mulai
dari garing banget coy, obrolan
ringan nggak penting yang penting bisa
ngobrol aja gitu, hingga topik berat sudah pernah mereka jamah.
"Sini deh, tempatnya enak
dan biasanya aku disini" ajak Romeo dan dengan polosnya Juliet mengekor.
Juliet pikir ada orang lain yang sedang bersantai selow disana tapi mengapa oh mengapa hanya ada mereka berdua di krik krik-nya sore hari. Juliet tidak
banyak bertanya karena bagi dia toh ini kesempatan yang langka. Disini lah perbincangan
paling berat yang pernah mereka buat dan banyak yang bisa disimpulkan dari si
pria.
"Eh eh tolongin aku dong please, gimana nih orangnya asik dan
baik banget", rengek Juliet pada temannya via bbm. Hilang akal sudah
wanita ini menghadapi kharisma sang pria.
"Asik deh tuh
diliatin", colek seorang teman. Si Juliet tersipu dan langsung menjawab,
"Apaan sih enggak ya, lebay ah" yang kemudian diikuti oleh "Ah
yang bener nih hihihi beneran enggak sih? Duh mau liatin balik malu",
hanya saja kalimat tadi hanya dikarangnya di otak saja. Singkat cerita setiap
Juliet akan terlelap, senyum selalu ada di wajahnya walaupun banyak pertanyaan
berlari-lari disana. Bahkan Juliet pernah memimpikan Romeo dan ketika
terbangun, semua bulu kuduknya berdiri.
Juliet berpikir keras, "Ini
bukan hanya kebetulan kan?", tapi siapa juga yang akan menjawabnya jika
bukan waktu itu sendiri. Kata seorang teman, ”You have no idea, ini mungkin yang namanya takdir, honey". Well, maybe
Sampai di suatu titik dimana Romeo
harus pergi, bahkan jika Juliet membuat poster demo "DON'T SEND HIM
BACK" semua tidak akan berubah. "Baiklah...", pikir Juliet pasrah,
"Jodoh tak akan kemana".
"Jodoh tak akan
kemana....", sekali lagi Juliet bertanya pada dirinya sendiri, "Jadi
ini gimana, harus dia lagi? Harus banget kah?". Waktu mulai berputar dan
menjepit Juliet, rindu Romeo sudah tingkat akut. Saat itu pula Romeo
menghubunginya, tapi tunggu....ada Romeo lain disana. Romeo lain yang sudah
lama ditinggalkan, Romeo lain yang sampai saat ini tanpa sadar masih membuai
Juliet. Romeo pernah membuat dia jatuh bangun, mengerti apa yang namanya
ketulusan dan kebersamaan walaupun terpisah. This Romeo, long time ago was her drugs and now?. Sungguh sulit
Tuhan Maha Baik mencipatakan dua
Romeo nyaris identik sekaligus. Satu Romeo sendiri yang dulu dianggap jodoh
terbaik Juliet dan satu Romeo lain berpemilik yang Juliet rasa bukan kebetulan
biasa mereka bertemu. Mereka sama, Romeo kulit sawo matang dengan raut wajah
manis ketika tersenyum dan sangat Jawa.
Tapi Juliet tidak yakin kemana
dia berpihak, dan kemudian memutuskan, "Bukan mereka berdua".
Mungkin.