Pages

Thursday, March 28, 2013

Romeo,Romeo





Apa alasan Tuhan mengirimkan dua orang dengan nama dan dasar pengetahuan yang sama, bukan hanya untuk membuat Juliet galau kan? Saat itu Juliet sedang melakukan perjalanan penting dalam fase hidupnya dan belum sampai dia di tempat tujuan, kabar mengejutkan datang.

"How come? Duh kenapa sih harus banget ya" erang Juliet dalam hati, antara kesal tapi ada rasa senang terselip dibaliknya.
Beberapa hari kemudian Juliet tiba dan ketika kerempongan di depan mata, masih sempatnya dia mencari sesuatu ehm seseorang lebih tepatnya. Tapi semua nihil, dia hanya melihat pria di sudut ruangan yang balik memandangnya ketika lewat. Tak begitu penting pikir Juliet.

Hari-hari pun berlalu lambat dan pada suatu malam ketika Juliet dalam keadaan gue males ngapa-ngapain mending kabur ke kamar ajadeh ada suara di luar,mengobrol. Keluarlah Juliet dan benar saja, si pria sudut ruangan.
"Hei aku Romeo. Aku cari dari kemarin " sapanya ramah. Seketika dunia Juliet jungkir balik dan hanya kalimat aneh yang terucap,
"Halo Juliet, oh iya ya? hehehe" mati kutu dan garing abis. Kemudian banyak cerita dari mereka dan Juliet pikir apakah Tuhan yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini, "Bless me, God".
Sepetinya sudah cukup lama Juliet di sana dan sepanjang itu pula perbincangannya dengan Romeo berjalan. Mulai dari garing banget coy, obrolan ringan nggak penting yang penting bisa ngobrol aja gitu, hingga topik berat sudah pernah mereka jamah.

"Sini deh, tempatnya enak dan biasanya aku disini" ajak Romeo dan dengan polosnya Juliet mengekor. Juliet pikir ada orang lain yang sedang bersantai selow disana tapi mengapa oh mengapa hanya ada mereka berdua di krik krik-nya sore hari. Juliet tidak banyak bertanya karena bagi dia toh ini kesempatan yang langka. Disini lah perbincangan paling berat yang pernah mereka buat dan banyak yang bisa disimpulkan dari si pria.

"Eh eh tolongin aku dong please, gimana nih orangnya asik dan baik banget", rengek Juliet pada temannya via bbm. Hilang akal sudah wanita ini menghadapi kharisma sang pria.
"Asik deh tuh diliatin", colek seorang teman. Si Juliet tersipu dan langsung menjawab, "Apaan sih enggak ya, lebay ah" yang kemudian diikuti oleh "Ah yang bener nih hihihi beneran enggak sih? Duh mau liatin balik malu", hanya saja kalimat tadi hanya dikarangnya di otak saja. Singkat cerita setiap Juliet akan terlelap, senyum selalu ada di wajahnya walaupun banyak pertanyaan berlari-lari disana. Bahkan Juliet pernah memimpikan Romeo dan ketika terbangun, semua bulu kuduknya berdiri.

Juliet berpikir keras, "Ini bukan hanya kebetulan kan?", tapi siapa juga yang akan menjawabnya jika bukan waktu itu sendiri. Kata seorang teman, ”You have no idea, ini mungkin yang namanya takdir, honey". Well, maybe
Sampai di suatu titik dimana Romeo harus pergi, bahkan jika Juliet membuat poster demo "DON'T SEND HIM BACK" semua tidak akan berubah. "Baiklah...", pikir Juliet pasrah, "Jodoh tak akan kemana".

"Jodoh tak akan kemana....", sekali lagi Juliet bertanya pada dirinya sendiri, "Jadi ini gimana, harus dia lagi? Harus banget kah?". Waktu mulai berputar dan menjepit Juliet, rindu Romeo sudah tingkat akut. Saat itu pula Romeo menghubunginya, tapi tunggu....ada Romeo lain disana. Romeo lain yang sudah lama ditinggalkan, Romeo lain yang sampai saat ini tanpa sadar masih membuai Juliet. Romeo pernah membuat dia jatuh bangun, mengerti apa yang namanya ketulusan dan kebersamaan walaupun terpisah. This Romeo, long time ago was her drugs and now?. Sungguh sulit

Tuhan Maha Baik mencipatakan dua Romeo nyaris identik sekaligus. Satu Romeo sendiri yang dulu dianggap jodoh terbaik Juliet dan satu Romeo lain berpemilik yang Juliet rasa bukan kebetulan biasa mereka bertemu. Mereka sama, Romeo kulit sawo matang dengan raut wajah manis ketika tersenyum dan sangat Jawa.
Tapi Juliet tidak yakin kemana dia berpihak, dan kemudian memutuskan, "Bukan mereka berdua".


Mungkin.


No comments:

Post a Comment